Kereta api Bima adalah kereta api kelas eksekutif satwa sekelas argo yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa dengan jurusan Stasiun Gambir (GMR) - Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) dan Stasiun Surabaya Gubeng (SGU) - Stasiun Malang
(ML) dan sebaliknya dengan melewati jalur selatan. Meskipun kelas
satwa, KA Bima adalah KA Eksekutif sekelas Argo dan menggunakan kereta
Argo, dalam hal ini adalah KA eks-Argo Bromo (K1 0 95 xx JAKK).
Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 Juni 1967; mengawali sejarah pengoperasian kereta api berpengatur suhu ruangan/ Air Conditioner bersistem Modern di Indonesia. KA ini melayani perjalanan koridor Jakarta - Surabaya lewat Purwokerto, Yogyakarta, Solo, dan Madiun.
Di awal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan kereta berfasilitas tempat tidur kelas I (SAGW) dan kelas II (SBGW)
dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Seiring
waktu, kereta tidur mulai diganti dengan kereta bertempat duduk. Sejak
tanggal 9 Juni 1990
KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif
dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dengan
menghapus fasilitas kereta bertempat tidur. Tetapi, kereta tidur (couchette) digunakan sampai tahun 1995 dan akhirnya dihilangkan.
Perubahan layanan dilakukan lagi sejak tanggal 1 Agustus 2002 dengan mengganti rangkaian kereta api Bima dengan rangkaian kereta api sekelas Argo (eks-Argo Bromo JS-950, kode K1 0 95 xx)
dengan kapasitas angkut sebanyak 300 - 400 orang (membawa rangkaian 6 -
8 kereta kelas eksekutif). Rangkaian KA Bima terdiri dari 6 - 8 kereta
kelas eksekutif argo (K1), 1 Kereta Makan Eksekutif (KM1), 1 Kereta
Pembangkit Listrik (P), dan 1 Kereta Bagasi (B). KA eks-Argo Bromo yang
digunakan Bima memiliki ciri khas yaitu AC yang kotak (buatan 1995),
berbeda dengan KA Argo setelahnya (buatan 1996 yang AC-nya berbentuk
lebih mengikuti lengkung atap tapi agak kotak, dan buatan 1998-2002 yang
AC-nya berbentuk melengkung). Meskipun begitu, terkadang KA Bima
memakai KA Argo generasi kedua atau KA Retrofit jendela pesawat.
Perjalanan Gambir - Surabaya Gubeng - Malang melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun Jatinegara (arah ke Jakarta), Jatibarang, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Jombang, Mojokerto, Surabaya Gubeng, Sidoarjo, Bangil, Lawang, Malang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar, Jember, Pasuruan, Probolinggo dan Banyuwangi dengan menggunakan Kereta api Mutiara Timur.
Pada pagi harinya, rangkaian KA Bima yang berada di Surabaya
digunakan untuk trayek Surabaya - Malang. Sedangkan KA Bima yang berada
di Jakarta diistirahatkan di Manggarai untuk diberangkatkan kembali pada
sore hari.
0 komentar:
Posting Komentar